. Sampai Dimana Batasan Anda
Suatu hari seorang saudara saya bercerita tentang temannya, seorang ikhwan. Diceritakan, saat itu mereka sedang mengikuti kegiatan rihlah. Kemudian ustadz yang memimpin kegiatan tersebut menyuruh seluruh peserta rihlah berlari mengelilingi sebuah lapangan yang berukuran tidak begitu besar. "Berlarilah semampunya!", seru sang ustadz.
Kemudian semuanya berlari mengelilingi lapangan seperti yang diperintahkan sang ustadz. Maha Suci Allah, nampak sebagian dari mereka mulai berguguran satu per satu, ada yang melanjutkan dengan berjalan, ada yang pada akhirnya duduk lemas, namun ada yang tetap berlari walaupun dengan nafas "ngos-ngosan".
Sampai pada akhirnya yang tertinggal hanya satu orang! Dia terus berlari, sementara teman-temannya sudah tumbang dan menunggu sampai dia berhenti berlari. Ustadz pun menunggu dengan sabar.. Akhirnya tiba saat dia berhenti berlari, dengan keringat mengukur di sekujur tubuhnya, dia jatuh pingsan! Ustadz dan teman-temannya lalu membawanya ke tempat yang lebih baik.
Beberapa saat kemudian dia siuman, lalu ditanya oleh sang ustadz, "Kenapa kamu terus memaksa berlari, padahal aku melihat kamu sudah nampak kelelahan sekali. Dan Aku pun menyuruh berlari sesuai kemampuan saja?"
Kemudian dia menjawab, "Afwan ustadz.. Justru saya terus berlari karena ingin tau sampai dimana batas kemampuan saya. Setiap kali saya ingin berhenti, saya selalu berpikir bahwa sampai saat itu saya masih bisa berlari, sehingga saya terus berlari. Pada akhirnya saya tahu batasan itu, sampai saya tidak mampu lagi berlari karena jatuh pingsan."
Begitulah, bila kita memperhatikan cerita di atas, yang membuat batasan terhadap diri kita adalah kita sendiri. Sampai dimana batas kemampuan diri kita, kita sendiri yang menentukan. Dinding yang kita buat seringkali menjadi batasan dan alasan kita untuk tidak melakukan sesuatu, entah itu dinding kesulitan, ketidakmampuan, kelemahan, ketakutan, atau yang lainnya. Sehingga bila kita ingin menjadi orang yang dapat melakukan banyak hal, menjadi orang yang luar biasa, maka hancurkanlah dinding-dinding pembatas diri yang kita buat itu, "Breaking The Limit".
No comments:
Post a Comment