Mar 9, 2007

. Kisah Keberanian Menghadapi Maut

Ada sepenggal kisah keberanian beberapa sahabat Rasulullah SAW dalam menghadapi maut. Kematian yang justru dirindukan dan sangat diidam-idamkan kehadirannya, yaitu mati dalam keadaan syahid.

"Berperanglah kamu baik dalam kondisi ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah." (QS. at Taubah : 41)

Penggalan pertama:
Diriwayatkan bahwa abu Khaitsamah ra ditingal oleh anaknya pada perang Badr, maka ia pun datang menghadap kepada Rasulullah SAW, seraya berkata, "Sungguh aku sangat merasa kecewa dalam perang Badr. Padahal aku sangat berambisi (untuk mati syahid) sampai-sampai aku mengikutsertakan putraku Khaitsamah, dalam pertempuran tersebut. Ternyata ia terkena anak panah dan itulah yang membuatnya syahid. Semalam aku melihatnya dalam mimpiku. Ia tampak dengan wajah berseri-seri, seraya berjalan di antara rimbunnya pepohonan surga yang dikelilingi sungai-sungai. Ia berkata kepadaku, 'Wahai, ayahku. Sudilah kiranya ayah menemani kami di dalam surga ini. Sungguh, aku benar-benar telah mendapatkan kebenaran janji Robb-ku.' Ya, Rasulullaah, Hal itulah yang membuatku merasa rindu untuk menemaninya. Apalagi usiaku sudah semakin lanjut dan tulang-tulangku sudah terasa rapuh. Rasanya aku sudah ingin sekali berjumpa dengan Robb-ku. Maka sudilah kiranya baginda mendoakan aku, semoga Allah mengaruniakan padaku Syahadah, sehingga adapatlah aku menemani Khaitsamah di dalam surga."

Rasulullaah pun mendoakannya. Akhirnya ia menemui syahidnya dalam perang Uhud.

Pada penggalan kisah yang lain:
Diriwayatkan bahwa pada sebagian peperangan, seorang anak dengan ayahnya saling berlomba agar dap-at diikutsertakan berjihad. Maka keduanya pun diundi dan undian tersebut jatuh untuk si anak.
Maka si bapak berkata kepada anaknya, "Dahulukanlah ayahmu, nak!"
Si anak berkata, "Tetapi ayah, ini demi mendapatkan balasan surga. Seandainya bukan itu, maka demi Allah, aku pasti mendahulukan ayah."

Pejuang-pejuang dahulu apabila ia jatuh tersungkur di medan laga, maka ia berkata, "Wahai Robb-ku. Kini aku akan segera menemuiMU untuk mendapatkan keridhaanMU."

Yang lain berkata di akhir hayatnya, "Esok kan kutemui sang kekasih, Muhammad dan sahabat-sahabatnya."

Lalu ada yang berkata di saat ia menghampiri ambang kematian, "Ini adalah hari-hari yang sangat menggembirakan."

Ada pula yang berkata di saat bayang-bayang maut sudah mendekat dan musuh telah mengepungnya dari segala penjuru, "Sekiranya Allah menghendaki keberkahan, dengan menghancurlumatkan tubuhku, aku tak peduli, asal aku mati sebagai muslim, untuk Allah kematianku yang pasti."

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya)." (QS. al Ahzab : 23)

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Robb-nya dengan mendapat rezeki." (QS. ali Imran : 169)

No comments: