Mar 21, 2007

. Bersyukur ala Rasulullaah SAW

Untuk menjadi seorang ahli syukur, maka kita harus mengetahui wujud dari rasa syukur itu. Bukti syukur sebenarnya tidak cukup hanya dengan ucapan hamdalah. Bahkan seringkali rasa syukur itu diwujudkan dalam bentuk yang salah, tercela, dan cenderung negatif. Setelah acara kelulusan sekolah, sebagian siswa mencorat-coret seragam sekolahnya, berpawai, dan tidak sedikit malah membuat kericuhan. Masyarakat menggelar budaya syukuran, yang biasanya hanya sebatas pada acara ceremonial saja. Sementara itu ibadahnya tidak banyak mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Saudaraku,
Mengapa Rasulullaah SAW yang sudah Allah SWT jamin masuk ke syurga, masih bersusah payah beribadah, berjihad, bahkan tidak kurang dari seratus kali dalam sehari beliau beristighfar memohon ampunan kepada-NYA.

Suatu saat Rasulullaah SAW melakukan Qiyamullail hingga telapak kaki dan betisnya menjadi bengkak, kemudian istrinya, 'Aisyah ra, bertanya kepada beliau, '"Mengapa Anda mengerjakan yang demikian? Bukankah dosa Anda yang telah lalu maupun yang akan datang telah diampuni?" Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah engkau suka melihat Aku menjadi hamba yang bersyukur."' (HR. Bukhori, Tirmidzi, dan Nasa'i).

Rasulullaah SAW bersyukur atas karunia Allah SWT. Kemudian rasa syukurnya diwujudkan dalam ibadah dan amal-amal sholihnya yang berkualitas. Inilah wujud dari syukur kepada Allah SWT, adanya peningkatan dalam kualitas dan kuantitas ibadah. Shaum, Infak, Qiyamullail, dan ibadah lainnya senantiasa mengalami peningkatan dan perbaikan.

Ini hanyalah secuil dari sekian banyak jalan yang Rasulullaah SAW ajarkan kepada kita untuk mengetahui hakikat dari rasa syukur. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita agar bisa menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur.

No comments: